Beranda | Artikel
Sikap Yang Salah dan Yang Seharusnya Ketika Mendidik Anak
Jumat, 18 Maret 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Sikap Yang Salah dan Yang Seharusnya Ketika Mendidik Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 11 Sya’ban 1443H / 15 Maret 2022 M.

Sikap Yang Salah dan Yang Seharusnya Ketika Mendidik Anak

Kadang-kadang kita jatuh dalam sikap yang salah, yang seharusnya kita tidak melakukannya. Tapi karena kekhilafan ataupun karena satu dan lain hal kita jatuh dalam sikap yang salah itu. Di antaranya adalah menggerutu, kemudian dilanjutkan dengan mendoakan keburukan atas diri sendiri maupun anak-anak.

Memang mendidik itu adalah tugas yang berat, tidak mudah, dan banyak masalah-masalah yang kita hadapi. Karena yang sedang kita hadapi ini adalah makhluk yang bernyawa, punya pikiran, punya perasaan, berakal, dan tentunya memiliki hati yang hatinya bukan di tangan kita, tapi di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentunya tidak mudah menghadapi anak, makhluk kecil yang belum sempurna cara berpikirnya, dan dalam segala hal masih kurang. Maka dia perlu bimbingan.

Wajar kalau muncul dari mereka hal-hal yang kadang-kadang menjengkelkan dan membuat kita kehilangan kesabaran. Sehingga mungkin kita melampiaskannya dengan menggerutu dan kadang-kadang berlanjut kepada doa-doa keburukan terhadap diri kita sendiri atau mendoakan keburukan atas anak-anak kita sendiri. Maka terlontarlah kata-kata yang tidak layak untuk diucapkan seperti yang sudah kita sebutkan sebelumnya.

Sikap seharusnya adalah kita memohon pertolongan kepada Allah agar kita mampu melaksanakan dan menunaikan tugas-tugas kita sebagai orang tua. Memohon ampun atas segala kesalahan, memohon hidayah untuk anak-anak kita. Karena hati mereka ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan mendoakan keburukan, bagaimanapun kesal dan jengkelnya kita.

Kadang-kadang anak membuat kita marah dan sengaja sengaja memancing-mancing kemarahan kita atau sikap-sikap yang tidak patut. Kita harus memaklumi bahwa mereka makhluk yang kurang. Oleh karena itulah mereka perlu bimbingan. Apa kita ingin terima jadi, yaitu seorang anak yang sudah perfect dalam segala hal? Sehingga kita tidak perlu pusing-pusing lagi untuk membimbingnya. Apakah itu yang kita inginkan?

Kalaulah para Nabi dan Rasul saja kadang-kadang juga diuji dengan anak-anak mereka, bahwa tidak mudah juga untuk mendidik dan membimbing anak-anak tersebut, padahal mereka anak Nabi dan Rasul. Bagaimana pula kita? Tentunya kita akan diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui anak-anak kita.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ…

“Sesungguhnya harta kamu dan anak-anakmu adalah fitnah (ujian).” (At-Thaghabun[64]: 15)

Maka sesuatu yang harus kita maklumi pada mereka adalah segala kekurangan-kekurangan yang ada pada anak-anak kita itu. Dan memang itulah tugas kita. Kita harus putar otak (cari cara) untuk bisa meluruskannya, bukan menggerutu/mengeluh. Seolah kita berkata “Seharusnya saya tidak dapat anak seperti ini.” Padahal tentunya itu rezeki yang sudah Allah atur.

Ketika Allah memberi kita rezeki, maka Allah yang atur berapa kadar dan bagaimana bentuk rezeki itu, kita tinggal terima. Kita punya amanah terhadap rezeki yang Allah berikan. Maka sudahi menggerutu/mengeluh ketika mendidik anak-anak kita. Tidak perlu mengeluh.

Bagaimana kajian lengkap tentang Sikap Yang Salah dan Yang Seharusnya Ketika Mendidik Anak? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51537-sikap-yang-salah-dan-yang-seharusnya-ketika-mendidik-anak/